Unsur logam di alam bebas merupakan komoditas berharga yang penting untuk menunjang kehidupan manusia. Itulah sebabnya kemajuan teknologi terus dimanfaatkan untuk modifikasi logam sehingga bisa menghasilkan produk-produk berkualitas. Salah satu unsur logam yang erat kaitannya dengan kebutuhan masyarakat modern adalah nikel.
Apa Itu Nikel?
Nikel merupakan mineral tambang yang keras tetapi bisa dibentuk. Mineral ini pertama kali ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1971 dan diberi nama kupfernickel (nikolit). Awalnya, nikel dianggap sebagai logam pengotor pada tembaga. Namun, kemajuan teknologi membuat para peneliti berhasil mengungkap manfaat nikel sebagai logam berharga.
Dalam kondisi murni, logam dengan lambang kimia Ni ini bertekstur lembek. Sifat fisiknya tahan karat dan dapat bertahan dari paparan suhu ekstrim. Meskipun teksturnya lembek, nikel yang dipadukan dengan besi dan krom akan menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang kuat tetapi ringan.
Manfaat Nikel dalam Kehidupan Sehari-hari
Beberapa manfaat nikel yang erat kaitannya dengan kebutuhan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Bahan Dasar Stainless Steel untuk Peralatan Dapur
Campuran nikel, besi, dan krom yang menghasilkan stainless steel (baja tahan karat) hingga saat ini dimanfaatkan untuk membuat peralatan dapur, contohnya sendok garpu, panci, wajan, dan lainnya. Ketiga bahan tersebut menghasilkan karakter logam yang kuat, mampu menjadi penghantar listrik, serta tidak mudah teroksidasi oleh air dan udara. Itulah sebabnya peralatan dapur berbahan stainless steel tergolong awet, tak mudah berkarat, dan mampu menghantarkan panas dengan baik.
2. Material Pembuatan Koin
Sifat nikel yang liat tetapi mudah dibentuk dan anti karat juga dimanfaatkan sebagai material pembuatan uang koin. Jika dibandingkan dengan aluminium, nikel memiliki tekstur yang lebih padat dan bobot lebih berat. Bank Indonesia (BI) pertama kali memperkenalkan uang logam pecahan Rp1.000 berbahan dasar nikel pada tahun 2010.
3. Pembuatan Rangka Otomotif
Kandungan nikel dalam besi baja membuat kekuatan dan daya tahannya lebih baik daripada besi baja yang terbuat dari campuran aluminium. Kelebihan tersebut membuat nikel juga dimanfaatkan untuk pembuatan rangka otomotif untuk menghasilkan rangka yang awet karena tidak gampang rusak. Nikel juga membuat rangka otomotif tampak lebih mengkilap sehingga terkesan mewah. Beberapa komponen kendaraan yang terbuat dari nikel antara lain velg, bumper, dan knalpot. Di samping itu, nikel juga dimanfaatkan untuk material bahan bangunan dan rel kereta api.
4. Bahan Utama Baterai Isi Ulang
Manfaat nikel yang juga tak kalah penting adalah sebagai bahan utama pembuatan baterai. Berbeda dengan baterai sekali pakai, baterai yang terbuat dari nikel merupakan baterai sekunder yang bisa diisi ulang. Dua jenis baterai berbahan nikel yang populer dan paling banyak digunakan adalah Lithium-ion (Li-ion) Nickel-Cadmium (Ni-Cd) dan Nikel Metal Hidrida (NiMH). Jenis baterai berbahan dasar nikel kerap dimanfaatkan sebagai sumber energi peralatan elektronik, termasuk smartphone.
5. Material Pembuatan Kawat
Karakter nikel yang anti karat dan mampu menghantarkan panas dengan baik juga dimanfaatkan sebagai material kawat, terutama untuk penggunaan di laboratorium dan turbin pesawat.
6. Bahan Pelapis Anti Karat
Logam apapun yang dilapisi unsur nikel tak akan cepat rusak karena sifatnya yang anti karat. Keunggulan tersebut membuat nikel sering digunakan untuk lapisan terluar senjata dan kaleng untuk kemasan makanan. Nikel juga banyak dimanfaatkan untuk mendukung jaringan internet di tanah air.
Kelompok Usaha Pertambangan Mineral di Pulao Obi yang Terpadu
Narita Nickel, kelompok usaha pertambangan mineral, saat ini gencar mengembangkan tambang nikel di pulau obi pemurnian (smelter) nikel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara dengan investasi mencapai US$ 1 miliar atau lebih dari Rp15 triliun.
Jauh sebelum era mobil listrik, Harita menjadi pionir dalam memproduksi mixed hydroxide precipitate (MHP). Sekadar diketahui, MHP adalah salah satu bahan baku baterai yang antara lain digunakan untuk kendaraan listrik.
Harita Nickel saat ini memiliki lima anak perusahaan, masing-masing-masing perusahaan bergerak di pertambangan Nikel, yaitu PT Trimegah Bangun Persada (TBP) dan PT Gane Permai Sentosa (GPS). Tiga lainnya bergerak di sektor hilirisasi, yaitu PT Halmahera Jaya Ferronicel (HJF), PT Halmahera Persada Lygend (HPL), dan PT Megah Surya Pertiwi (MSP).
TBP mengantungi IUP yang akan berakhir pada 8 Februari 2030 dengan luas 4.247 ha. TBP menambang bijih nikel untuk bahan baku pabrik pengolahan MSP dan pabrik pengolahan & pemurnian HPL, serta ekspor bijih.
PT Gane Permai Sentosa (GPS) juga menambang nikel, di atas lahan seluas 1.128,83 Ha, dengan izin IUP hingga 22 Maret 2030. Produksi penambangan bijih nikel sebagai bahan baku pabrik pengolahan MSP.
Adapun untuk kegiatan hilirisasi dikerjakan oleh PT MSP yang diketahui telah membangun empat jalur pabrik pengolahan (smelter) mineral bijih nikel, berkapasitas 240.000 MT Feronikel per tahun, dengan total investasi mencapai U$ 361 juta. Sedangkan PT HPL membangun pabrik pengolahan dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang telah beroperasi sejak Juni 2021. HPL tengah membangun smelter mineral bijih nikel dengan kapasitas 870,000 MT/ tahun Feronikel, dengan investasi US$ 703 juta.
Tony menegaskan, saat ini fokus perusahaan nikel adalah mengolah sisa hasil pengolahan (SHP) nikel yang jumlahnya sangat banyak, yaitu 90-97% karena bijih tidak bisa masuk line produksi seluruhnya.